TUGAS
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
Tentang
“Karya
Ilmiah, Metode Ilmiah, Penelitian Ilmiah dan Masalah Penelitian”
Oleh
:
RAHMI
ADELINA
NIM.
1303854
Dosen
Pembimbing:
DR.
RIDWAN, M.Sc, Ed
S2
Teknologi Pendidikan
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
|
PENDAHULUAN
Pengetahuan
(knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman,
berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada
intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan
berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang
dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Ilmu
(sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge.
Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan
untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam.
Ilmu
pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara
metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka
pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan)
dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar
pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan
setepat-tepatnya.
Metodis
berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode
tertentu, tidak serampangan. Sistematis berarti dalam usaha menemukan kebenaran
dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah
tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan
rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
disebut penelitian (research). Usaha-usaha itu dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah
Penelitian atau research pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses bertanya dan menjawab.
Penelitian bertitik tolak dari pertanyaan yang muncul karena adanya keraguan,
dan keraguan ini yang menjadi dasar permulaan ilmu pengetahuan. Dari pertanyaan
muncul suatu proses untuk memperoleh jawaban, yaitu jawaban yang dipercaya
sebagai kebenaran walaupun sifat kebenarannya sementara. Jawaban yang diperoleh
melalui poses seperti itu mungkin akan dipertanyakan kembali, dan akan dijawab
kembali dengan proses penelitian. Penelitian itu tidak akan pernah berakhir
sehingga ilmu pengetahuan bisa berkembang terus. Tanpa penelitian, ilmu pengetahuan
tidak akan berkembang.
Proses dalam penelitian dilakukan
secara deduksi dan induksi, sistematis, terkendali, empiris dan kritis. Jawaban
yang akan dieroleh melalui proses penelitian harus mampu memberikan penjelasan
terhadap peristiwa – peristiwa empiris yang dipertanyakan.
Sebelum memahami tentang bagaimana
cara melakukan penelitian yang sesuai dengan metode penelitian, sebaiknya kita
memahami dulu tentang hakikat penelitian dan masalah dalam penelitian.
BAB
2
ISI
DAN PEMBAHASAN
- Manusia, Ilmu dan Kebenaran
Manusia dalam kesehariannya selalu
ingin tahu. Hal itu, ditopang oleh kondisi psikologis yang dimiliki seseorang,
yang mendorongnya untuk selalu berupaya dan berprilaku. Manusia inggin tahu
kebenaran tentang kebenaran segala sesuatu. Ia ingin mencari, menyelidiki,
menemukan, memecahkan masalah atau mencar kebenaran keilmuan tentang sesuatu.
Kebenaran keilmuan bukanlah sesuatu yang kekal sepanjang masa. Kebenarannya
bersifat relative, dapat diuji dan diuji lagi menggunakan pendekatan keilmuan (scientific method).
Meskipun rasa ingin tahu dan
menyelidiki secara implisit ada dalam diri manusia, namun sebagai makhluk
rasional manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam kadar potensi yang
mereka miliki, sesuai dengan anugerah Yang Maha Kuasa. Keterbatasan manusia
itu, selain bersumber dari ketebatasannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, juga
keterbatasan dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi diri. Manusi dengan
poses kerja yang sistematis, kreatif dan logis akan dapat mengungkapkan,
memecahkan dan menemukan sesuatu sesuai dengan keterbatasan yang diberikan
kepadanya.
Ada dua pendekatan dalam mencari
kebenaran, yaitu :
1. Pendekatan non – ilmiah
2. Pendekatan Ilmiah
1) Pendekatan non – ilmiah
Menurut Muri Yusuf (2007; 14) dalam pendekatan ilmiah ada
beberapa bentuk yang dapat digunakan, yaitu :
- Akal Sehat (common sense)
- Pendapat otoritas (authority)
- Intuisi (Intuition)
- Penemuan kebetulan dan coba-coba (trials and errors)
2) Pendekatan Ilmiah
Pencarian kebenaran melalui
pendekatan ilmiah adalah dengan menggunakan penelitian atau penyelidikan
sebagai wahana, serta berpijak pada teori-teori tertentu yag berkembang
berdasarkan penelitian secara empiris sebelumnya. Teori-teori yang digunakan
sebagai dasar pengkajian, telah diuji kebenarannya, kecanggihan maupun
keterandalannya.
Berikut akan diuraikan tentang
hal-ha yang terkait dengan pendekatan ilmiah, seperti karya ilmiah, metode
ilmiah, penelitian ilmiah dan juga masalah dalam penelitian.
- Karya Ilmiah
Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah
adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui
kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Karya ilmiah merupakan suatu karya dalam bidang
ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu
karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes
(1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang
disajikan dan metode penulisannya. Jadi Penelitian merupakan bagian dari upaya
untuk menciptakan karya ilmiah, seperti pada pembuatan skripsi, tesis dan
disertasi.
Tujuan
karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari,
lalu didukung atau ditolak oleh pembaca. Secara lebih rinci Tujuan dari
pembuatan karya ilmiah, antara lain :
- Memberi penjelasan
- Memberi komentar atau penilaian
- Memberi saran
- Menyampaikan sanggahan
- Membuktikan hipotesa
Hakikat karya ilmiah adalah
mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan
konsisten (metode Ilmiah).
Karya tulis ilmiah
dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu: (a) karya tulis ilmiah
yang merupakan laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b) karya tulis
ilmiah yang berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Meskipun keduanya
berbeda, namun sebagai tulisan yang bersifat ilmiah terdapat beberapa ciri yang
menunjukkan kesamaan, yaitu:
- hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
-
- kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
- tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya
ciri-ciri karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
- sistematis
- objektif
- cermat, tepat, dan benar
- tidak persuasif atau argumentatif
- tidak emotif
- tidak mengejar keuntungan
- tidak melebihkan sesuatu
Jenis – Jenis karya ilmiah antara
lain :
- Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
- Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan (Skripsi, Tesis dan Disetasi)
- Buku Ilmiah, diktat, modul textbook.
- Kertas Kerja
- Artikel Ilmiah
- Karya ilmiah dalam jurnal imiah
dalam menulis karya ilmiah, seorang
penulis harus memiliki sikap Ilmiah berikut:
- Sikap Ingin Tahu
- Sikap Kritis
- Sikap Objektif
- Sikap Ingin Menemukan
- Sikap Menghargai Orang lain
- Sikap Tekun
- Sikap Terbuka
Manfaat Penyusunan karya ilmiah
Menurut
sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari
kegiatan penulisan karya ilmiah, yaitu :
- Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
- Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
- Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
- Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
- Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
- Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat
C.
Research
Salah
satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian (research). Penelitian merupakan bagian dari karya
ilmiah. Research berasal dari kata re yang berarti kembali
dan search yang berarti mencari, sehingga research atau
penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan
mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Selain
defenisi ini, Gay (1984) dalam Syahron Lubis (h.1) menyatakan bahwa “Research is a formal, systematic application
of the scientific method to the study of problems”. “Penelitian adalah
penerapan metode ilmiah secara formal dan sistematik dalam rangka menyelesaikan
berbagai masalah.
Secara
lebih luas pengertian penelitian menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1.
Kerlinger
(1986: 17-18) =>Penelitian
adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena.
2.
Sutrisno Hadi =>Penelitian merupakan usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
3.
Tuckman =>Penelitian merupakan suatu usaha
yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah (a
systematic attempt to provide answer to question). Sistematis artinya
mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan
pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak
maupun konkret yang dirumuskan melalui alat primernya yaitu empiris dan
analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
4.
Selanjutnya Pengertian penelitian yang
disarankan oleh Leedy (1997: 3)
adalah sebagai berikut: Penelitian
(riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis
informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena
yang kita minati atau menjadi perhatian kita.
Dalam
defenisi di atas, terdapat dua kata kunci, yaitu, Metode Ilmiah (Scientific Method)
dan Masalah (problem).
Penelitian
yang dimaksud di sini adalah penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah didefinisikan
sebagai rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan
melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
Suatu penelitian bisa dikatakan sebagai
penelitian ilmiah, setidaknya harus memiliki empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
- Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
- Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
- Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
- Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti
Sedangkan
Menurut Paul Leedy dalam Practical Research, ada 8 karakteristik riset, yaitu:
1.
Riset berasal dari satu pertanyaan atau
masalah
2.
Riset membutuhkan tujuan yang jelas
3.
Riset membutuhkan rencana spesifik
4.
Riset biasanya membagi masalah prinsip
menjadi beberapa submasalah
5.
Riset dilakukan berdasarkan masalah,
pertanyaan atau hipotesis riset yang
6.
Riset mengakui asumsi-asumsi.
7.
Riset membutuhkan data dan intepretasi
data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya
8.
Riset bersifat siklus: siklus dari riset
- Metode Ilmiah dan Penelitian Ilmiah
.kata
kunci pertama dalam penelitian adalah metode ilmiah. Metode ilmiah dan
penelitian ilmiah, adalah dua frase yang terkesan memiliki pengertian sama,
namun ternyata memiliki perbedaan satu sama lain. Ada dua (2) hal paling tidak,
yang membedakan antara metode ilmiah dengan penelitian ilmiah. Perlu dimengerti
bahwa setiap penelitian ilmiah harus menerapkan metode ilmiah, akan tetapi
setiap metode ilmiah belum tentu penelitian ilmiah. Maksudnya, prinsip-prinsip
yang digunakan dalam metode ilmiah digunakan pula dalam penelitian ilmiah.
perbedaan metode ilmiah dengan penelitian ilmiah adalah: (1) dalam hal rumusan
masalah; dan (2) dalam hal cara kerja pemecahan masalah
1) Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam metode ilmiah dapat berupa masalah yang sangat sederhana atau masalah yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya ketika hari hujan, salah satu sudut lantai
kamar di rumah anda menjadi menjadi basah. Untuk menyelesaikan masalah
sederhana ini anda tidak perlu melakukan penelitian ilmiah, cukup berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah. Sebaliknya dalam
penelitian ilmiah rumusan masalah cukup kompleks sehingga membutuhkan
kegiatan yang kompleks pula untuk menyelesaikan/ memecahkannya. Dalam
penelitian ilmiah anda harus merancang instrumen untuk mengumpulkan data dengan
benar, menganalisis data, dsb. Melakukan penelitian ilmiah memerlukan waktu
yang lebih lama, tidak cukup hanya satu atau dua hari saja sebagaimana anda
memecahkan masalah sehari-hari yang sederhana melalui metode ilmiah.Contoh
masalah penelitian ilmiah yang cukup kompleks misalnya: Apa faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penurunan prestasi siswa-siswa kelas VIII SMP X? Untuk
memecahkan masalah ini tidak dapat dilakukan secara sederhana melalui metode
ilmiah, tetapi haruslah dengan penelitian ilmiah yang dalam pelaksanaannya
tetap menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah.
2) Cara
kerja Pemecahan Masalah
Secara
singkat pada paragraf sebelumnya tentang rumusan masalahpun kita sudah dapat
memahami bahwa cara kerja dalam penelitian ilmiah lebih kompleks dibanding cara
kerja pada metode ilmiah. Selama melaksanakan penelitian ilmiah diperlukan
ketekunan, kesabaran, ketelitian, dan keahlian khusus. Penelitian ilmiah
dilakukan secara sadar, cermat dan sistematis mengenai subjek tertentu sehingga
dapat mengungkapkan fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi.
Penelitian ilmiah juga berkaitan dengan memperbaiki sesuatu yang sedang
berjalan baik berupa fakta, teori atau kegiatan, dan tidak hanya mengungkap
hal-hal yang bersifat baru. Penelitian ilmiah (scientific research)
bukan hanya upaya yang dilakukan untuk pemuasan rasa ingin tahun, tetapi juga
berkaitan dengan upaya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
gejala-gejala sosial ataupun kebendaan (alam).
Metode
Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur dan terkontrol.
Secara
ringkas langkah – langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi dan rumuskan masalah (Identify and formulate a problem)
b. Rumuskan hipotesis (Formulate hypothesis)
c. Kumpulkan data melalui prosedur atau
metode tertentu (Collect data)
d. Analisis data (Analyze data)
e. Tarik Kesimpulan (Make Conclusions)
kriteria metode ilmiah (notoaatmodjo, 2002)
- Berdasarkan fakta
- Bebas dari prasangka
- Menggunakan prinsip analisis
- Menggunakan hipotesis
- Menggunakan ukuran objektif
Metode
ilmiah merupakan penerapan pendekatan deduktif – induktif dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi. Penerapan metode ilmiah dalam penelitian
merupakan aplikasi pendekatan deduktf – induktif. Pendekatan deduktif adalah
proses pengambilan kesimpulan tentang suatu masalah khusus melalui kaedah –
kaedah umum; sedangkan induktif sebaliknya, yaitu proses penggambilan
kesimpulan umum melalui fenomena – fenomena khusus. Di dalam penelitian, proses
mulai dari identifikasi masalah dan perumusan masalah, kemudian melakukan
kajian teori terhadap masalah itu sampai ditarik kesimpulan (hipotesis)
berdasarkan kajian teoi tersebut, adalah penerapan pendekatan deduktif. Kemudian
dilanjutkan dengan pendekatan induktif, yaitu kesimpulan (hipotesis) yang
ditetapkan diuji kebenarannya melalui data – data empiris.
Penerapan
metode ilmiah di dalam penelitian harus dilakukan secara formal dan sistematis.
Secara formal dan sistematis maksudnya dilaksanakan secara bertanggung jawab
melalui prosedur dan langkah – langkah yang jelas serta teratur, sehingga jika
perlu dapat dilakukan pengecekan / pengulangan (replikasi) terhadap penelitian
itu. Penelitian yang juga merupakan penerapan metode ilmiah, maka hasilnya
adalah kebenaran ilmiah.
Proses
pelaksanaan penelitian ilmiah juga menerapkan langkah – langkah pada metode ilmiah. Langkah-langkah umum penelitian
ilmiah (notoatmodjo, 2002), adalah sebagai berikut:
- Memilih dan atau mengidentifikasi masalah
- Menetapkan tujuan penelitian
- Studi literatur
- Merumuskan kerangka konsep penelitian
- Merumuskan hipotesis
- Merumuskan metode penelitian
- Pengumpulan data
- Mengolah dan menganalisis data
- Membuat laporan
- Masalah Penelitian
Kata
kunci kedua dalam defenisi penelitian adalah “masalah”. Penelitian bertujuan
untuk memecahkan masalah. Maka langkah pertama dalam melaksanakan penelitian
adalah mengidentifikasi dan menetapkan masalah yang akan diteliti. Masalah (Problem)
adalah fokus utama penelitian, jika tidak ada masalah, maka tidak perlu
melakukan penelitian. Dengan kata lain, adanya masalah menyebabkan pelunya
penelitian.
a.
Menetapkan masalah merupakan langkah
awal penelitian.
Apakah
masalah itu? Apakah semua masalah perlu dan cocok diteliti? Apa karakteristik
masalah yang cocok diteliti seseorang? Pertanyaan – pertanyaan ini perlu dijawab
lebih dulu sebelum melangkah ke kegiatan penelitian lainnya. Jika pertanyaan
tersebut tidak terjawab dengan baik, maka dapat menyebabkan penelitian yang
dilaksanakan kuang berhasil bahkan dapat menyebabkan kegagalan dalam mencapai
tujuan penelitian, atau hasil penelitian itu tidak/kurang bermanfaat.
Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan,
perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi. Di bidang
pendidikan misalnya: hasil belajar siswa diharapkan memuaskan, tetapi kenyataannya
mengecewakan, perbedaan kinerja guru yang semestinya dengan kinerja guru yang
terjadi di sekolah, kesenjangan antara teori dengan kenyataan dalam penerapannya.
Hal ini menunjukkan adanya masalah yang perlu diselesaikan melalui penelitian.
Selanjutnya masalah itu perlu diperjelas dan dipertegas sehingga lebih spesifik
dan skopnya dibatasi, yaitu melalui perumusan masaah (Problem statement) yang akan dijelaskan kemudian.
b. Pertimbangan
dalam memilih masalah penelitian
Tidak
semua masalah perlu dan cocok diteliti. Oleh sebab itu seorang peneliti perlu
memahami karakteristik masalah penelitian agar dia dapat memilih masalah
penelitian dengan tepat. Karakteristik masalah dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menetapkan masalah yang akan diteliti. Ada lima pertimbangan
dalam memilih masalah penelitian, yaitu :
1.
Significance of the problem. Apakah masalah yang akan diteliti
itu signifikan atau tidak. Masalah yang signifikan adalah masalah yang besar
dampaknya apabila tidak diselesaikan, dan besar manfaatnya kalau diteliti dan
dicarikan alternatif pemecahannya. Masalah seperti ini biasanya terkait dengan
isu – isu utama atau isu sentral yang tengah dihadapi.
2.
Manageable problem. Masalah yang akan diteliti sesuai
dengan keadaan peneliti, antara lain dilihat dari penguasaan bidang ilmu,
kesempatan, pembiayaan, kemampuan, dst. Peneliti perlu mempertimbangkan
“kemampuannya” untuk meneliti maasalah yang akan diteliti.
3.
Obtainable data. Begitu sebuah masalah dipilih
untuk diteliti, peneliti sudah harus memikirkan jenis data yang akan
dikumpulkan, dari mana data itu diperoleh, alat pengumpul data yang akan
digunakan serta ketersediaannya, dan kemungkinan kendala – kendala yang
dihadapi dalam proses pengumpulan data. Data yang valid dan reliable sangat
diperlukan dalam sebuah penelitian.
4.
Interesting problem. Masalah yang akan diteliti
hendaklah menarik, baik bagi si peneliti, maupun bagi kelompok orang pada
bidang tertentu. Apabila masalah yang akan diteliti menarik, maka penelitian
akan dilaksanakan dengan sungguh – sungguh, sebaliknya jika masalahnya tidak
menarik, maka dikhawatirkan penelitian dilakukan tidak mengikuti metode serta
prosedur penelitian yang benar.
5.
Availability of literature dealing
with the problem.
Dalam memilih masalah penelitian hendaknya dipertimbangkan juga tentan
ketersediaan literatur (artikel – artikel, hasil–hasil penelitian, buku, web site, dll) berkenaan dengan masalah
yang diteliti. Jika literatur tidak tersedia atau sangat terbatas, peneliti
akan mengalami kesulitan dalam kajian teori dan dalam proses deduksi masalah
yang akan diteliti. Dalam masalah literatur ini, yang perlu diperhatikan tidak
hanya ketersediaannya akan tetapi termasuk Up–to–date
tidaknya informasi yang ada, dan juga kredibilitas pengarang/penulis.
Gay
dan Airasian (2000:42) mengemukakan empat karakteristik masalah penelitian (research topic) yang baik, yaitu:
1. Topik / masalah yang akan diteliti
menarik ( The topic is interesting).
2. Topik atau masalah itu dapat
diteliti (the topic is researchable).
3. Topik / masalah yang akan diteliti
signifikan (The topic is significant)
4. Topik/masalah itu dikuasai /
dipahami oleh peneliti (the topic is
manageable)
Ary, Jacobs dan Razavieh (1985: 46-48)
menjelaskan sebagai berikut:
“…There are certain criteria that should be used in this process of
evaluating the significance of a problem.”
Ada
kriteria tertentu yang dapat digunakan dalam menilai signifikan atau tidaknya
sebuah masalah. Kriteria tersebut antara lain adalah :
1. Idealnya, masalah yang diteliti
hendaknya adalah masalah yang pemecahannya memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu pendidikan.
2. Masalah yang diteliti hendaklah
mengungkapkan masalah – masalah berikutnya yang perlu diteliti (penelitian
lanjutan)
3. Masalahnya adalah masalah yang dapat
diteliti.
4. Masalahnya harus sesuai dengan
peneliti tertentu; maksudnya sesuai dengan bidang studi atau bidang ilmu atau
profesi si peneliti.
Selanjutnya
Tuckman (1978: 24 – 25) mengemukakan lima pertimbangan khusus dalam memilih
sebuah masalah penelitian, yaitu:
- Workability (Penelitian itu dapat diselesaikan sesuai dengan keterbatasan – keterbatasan sumber dan waktu yang tersedia)
- Critical mass (apakah masalah yang diteliti cukup penting / signifikan)
- Interest.
- Theoretical value.
- Practical value.
c.
Cara Memilih Masalah Penelitian
Memilih
masalah penelitian yang tepat merupakan langkah yang paling sulit dalam proses
penelitian. “selecting and formulating a problem is one of the most important aspects
of doing research in any field” (Ary, Jacobs, Razavieh, 1985:39). “the research
topic (also called the research question, problem, or purpose) focuses and
provides structure for the remaining steps in the scientific and disciplined
inquiry method” (Gay dan Airasian, 2000: 35). Tidak sedikit peneliti
menghabiskan waktu yang lama dalam memilih dan menetapkan masalah yang akan
diteliti, bahkan ada yang lebih lama dari waktu penelitiannya sendiri. Banyak
pula peneliti yang berkali – kali menukar atau merubah masalah penelitiannya.
Hal ini disebabkan yang bersangkutan kurang menguasai cara – cara memilih
masalah penelitian.
Tiga
sumber utama masalah penelitian adalah: teori, penglaman pribadi dan replikasi.
Gay dan Airasian, 2000) mengatatakan: “three major sources of research topics
are theories, personal experiences, and replications.” Selanjutnya, Ary,
Jacobs, Razavieh (1985) menjelaskan tiga sumber utama masalah penelitian,
yaitu: pengalaman (Experience),
deduksi dari teori (deductions from
theory), dan literatur terkait (related
literature).
Untuk
mengarahkan dan memudahkan pemilihan masalah penelitian dianjurkan membuat
semacam agenda penelitian (atau disebut juga peta masalah). Agenda penelitian
terdiri dari sejumlah topik utama (the
general problem area), dan masing-masing topik utama dijabarkan menjadi
topik – topik dan sub – sub topik penelitian. Topik – topik dan sub – sub topik
mengandung masalah khusus (specific
problem area) yang secara spesifik mengemukakan masalah yang akan diteliti.
d. Perumusan
masalah penelitian (statement of the
research problem)
Perumusan
masalah penelitian merupakan bagian yang sangat esensial dalam sebuah
penelitian. Rumusan masalah penelitian berfungsi untuk mengarahkan serta
memfokuskan kegiatan penelitian selanjutnya. Begitu masalah penelitian
dirumuskan, komponen – komponen penelitian selanjutnya ditujukan untuk
pemecahan masalah yang telah dirumuskan itu. Kajian teori, hipotesis
penelitian, analisis data dan kesimpulan hasil penelitian harus konsisten
dengan rumusan masalah penelitian.
Masalah
penelitian harus dirumuskan secara spesifik sehingga jelas masalah yang akan
diteliti. “The statement of the research problem should be concise and should
identify the key factors (variables) of the research study” (Wiersma, 1986:
33). Dalam rumusan masalah akan terbaca jenis penelitian yang akan
dilaksanakan, variabel – variabel yang akan diteliti, bentuk hubungan antar
variabel – variabel tersebut, populasi dan skop atau setting penelitiannya.
Dari rumusan masalah tergambar pula hipotesis penelitian, karena hipotesis itu
merupakan jawaban atas rumusan masalah penelitian. Masalah penelitian dapat
dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif atau deskriptif, dan dapat pula
dalam bentuk kalimat Tanya. Para ahli cenderung memilih rumusan masalah
penelitian dalam bentuk kalimat Tanya, karena masalahnya akan lebih jelas dan
lebih memfokuskan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Itulah sebabnya
maka perumusan masalah disebut juga pertanyaan penelitian (research question).
Selanjutnya
Tuckman (1978, p. 20 – 21) menjelaskan bahwa umusan masalah harus mempunyai
empat karakteristik, yaitu:
1. Menanyakan hubungan antara dua atau
lebih variabel.
2. Dinyatakan dengan jelas (clearly and unambiguously), biasanya
dalam bentuk kalimat Tanya.
3. Dapat diuji/dijawab melalui
pengalaman (be testable by empirical
methods), yaitu dimungkinkan untuk memperoleh data untuk menjawab
pertanyaan penelitian (obtainable data)
4. Tidak bertentangan dengan moral dan
etika.
Kriteria
lainnya dalam menilai perumusan masalah penelitian adalah:
1. Secara ideal, masalah penelitian
yang baik adalah masalah yang apabila diteliti hasilnya akan memberikan
kontribusi/ sumbangan terhadap disiplin ilmu tertentu.
2. Masalah penelitian itu mengarahkan
pada terungkapnya masalah – masalah baru yang perlu diteliti lebih lanjut.
3. Masalah penelitian itu dapat
diteliti (researchable)
4. Masalah penelitian itu sesuai dengan
keberadaan peneliti.
BAB 3
KESIMPULAN
1. Penelitian
atau research pada hakikatnya
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar
2. Karya ilmiah merupakan suatu karya
dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk
ilmiah
3. Penelitian ilmiah adalah bagian dari
karya ilmiah.
4. Penelitian yang ilmiah dilaksanakan
sesuai dengan metode ilmiah.
5. Masalah penelitian adalah inti dari
sebuah penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Lubis,
Syahron (2011).Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press.
W. Gulo
(2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Yusuf,
Muri (2007). Metodologi Penelitian dasar-dasar penyeidikan ilmiah. Padang:
Universitas Negeri Padang Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar