Minggu, 01 Juni 2014

“Karya Ilmiah, Metode Ilmiah, Penelitian Ilmiah dan Masalah Penelitian”


TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

Tentang
“Karya Ilmiah, Metode Ilmiah, Penelitian Ilmiah dan Masalah Penelitian”



Oleh :
RAHMI ADELINA
NIM. 1303854



Dosen Pembimbing:
DR. RIDWAN, M.Sc, Ed




S2 Teknologi Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013





 
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam.
Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research). Usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah
Penelitian atau research pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses bertanya dan menjawab. Penelitian bertitik tolak dari pertanyaan yang muncul karena adanya keraguan, dan keraguan ini yang menjadi dasar permulaan ilmu pengetahuan. Dari pertanyaan muncul suatu proses untuk memperoleh jawaban, yaitu jawaban yang dipercaya sebagai kebenaran walaupun sifat kebenarannya sementara. Jawaban yang diperoleh melalui poses seperti itu mungkin akan dipertanyakan kembali, dan akan dijawab kembali dengan proses penelitian. Penelitian itu tidak akan pernah berakhir sehingga ilmu pengetahuan bisa berkembang terus. Tanpa penelitian, ilmu pengetahuan tidak akan berkembang.
            Proses dalam penelitian dilakukan secara deduksi dan induksi, sistematis, terkendali, empiris dan kritis. Jawaban yang akan dieroleh melalui proses penelitian harus mampu memberikan penjelasan terhadap peristiwa – peristiwa empiris yang dipertanyakan.
            Sebelum memahami tentang bagaimana cara melakukan penelitian yang sesuai dengan metode penelitian, sebaiknya kita memahami dulu tentang hakikat penelitian dan masalah dalam penelitian.
 

BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
  1. Manusia, Ilmu dan Kebenaran
Manusia dalam kesehariannya selalu ingin tahu. Hal itu, ditopang oleh kondisi psikologis yang dimiliki seseorang, yang mendorongnya untuk selalu berupaya dan berprilaku. Manusia inggin tahu kebenaran tentang kebenaran segala sesuatu. Ia ingin mencari, menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah atau mencar kebenaran keilmuan tentang sesuatu. Kebenaran keilmuan bukanlah sesuatu yang kekal sepanjang masa. Kebenarannya bersifat relative, dapat diuji dan diuji lagi menggunakan pendekatan keilmuan (scientific method).
Meskipun rasa ingin tahu dan menyelidiki secara implisit ada dalam diri manusia, namun sebagai makhluk rasional manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam kadar potensi yang mereka miliki, sesuai dengan anugerah Yang Maha Kuasa. Keterbatasan manusia itu, selain bersumber dari ketebatasannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, juga keterbatasan dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi diri. Manusi dengan poses kerja yang sistematis, kreatif dan logis akan dapat mengungkapkan, memecahkan dan menemukan sesuatu sesuai dengan keterbatasan yang diberikan kepadanya.
Ada dua pendekatan dalam mencari kebenaran, yaitu :
1.      Pendekatan non – ilmiah
2.      Pendekatan Ilmiah
1)      Pendekatan non – ilmiah
Menurut Muri Yusuf (2007; 14) dalam pendekatan ilmiah ada beberapa bentuk yang dapat digunakan, yaitu :
  1. Akal Sehat (common sense)
  2. Pendapat otoritas (authority)
  3. Intuisi (Intuition)
  4. Penemuan kebetulan dan coba-coba (trials and errors)
2)      Pendekatan Ilmiah
Pencarian kebenaran melalui pendekatan ilmiah adalah dengan menggunakan penelitian atau penyelidikan sebagai wahana, serta berpijak pada teori-teori tertentu yag berkembang berdasarkan penelitian secara empiris sebelumnya. Teori-teori yang digunakan sebagai dasar pengkajian, telah diuji kebenarannya, kecanggihan maupun keterandalannya.
Berikut akan diuraikan tentang hal-ha yang terkait dengan pendekatan ilmiah, seperti karya ilmiah, metode ilmiah, penelitian ilmiah dan juga masalah dalam penelitian.

  1. Karya Ilmiah
Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.  Karya ilmiah merupakan suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya. Jadi Penelitian merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan karya ilmiah, seperti pada pembuatan skripsi, tesis dan disertasi.
Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca. Secara lebih rinci Tujuan dari pembuatan karya ilmiah, antara lain :
  • Memberi penjelasan
  • Memberi komentar atau penilaian
  • Memberi saran
  • Menyampaikan sanggahan
  • Membuktikan hipotesa
Hakikat karya ilmiah adalah mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan konsisten (metode Ilmiah).
Karya tulis ilmiah dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu: (a) karya tulis ilmiah yang merupakan laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b) karya tulis ilmiah yang berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Meskipun keduanya berbeda, namun sebagai tulisan yang bersifat ilmiah terdapat beberapa ciri yang menunjukkan kesamaan, yaitu:
  1. hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan

  2. kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
  3. kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
  4. tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya
ciri-ciri karya ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. sistematis
  2. objektif
  3. cermat, tepat, dan benar
  4. tidak persuasif atau argumentatif
  5. tidak emotif
  6. tidak mengejar keuntungan
  7. tidak melebihkan sesuatu
Jenis – Jenis karya ilmiah antara lain :
  1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
  2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan (Skripsi, Tesis dan Disetasi)
  3. Buku Ilmiah, diktat, modul textbook.
  4. Kertas Kerja
  5. Artikel Ilmiah
  6. Karya ilmiah dalam jurnal imiah
dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis harus memiliki sikap Ilmiah berikut:
  1. Sikap Ingin Tahu
  2. Sikap Kritis
  3. Sikap Objektif
  4. Sikap Ingin Menemukan
  5. Sikap Menghargai Orang lain
  6. Sikap Tekun
  7. Sikap Terbuka

Manfaat Penyusunan karya ilmiah
Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan penulisan karya ilmiah, yaitu :
  1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
  2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
  3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
  4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
  5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
  6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat

          C.    Research

Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian (research). Penelitian merupakan bagian dari karya ilmiah. Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Selain defenisi ini, Gay (1984) dalam Syahron Lubis (h.1) menyatakan bahwa “Research is a formal, systematic application of the scientific method to the study of problems”. “Penelitian adalah penerapan metode ilmiah secara formal dan sistematik dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah.

Secara lebih luas pengertian penelitian menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1.      Kerlinger (1986: 17-18) =>Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena.
2. Sutrisno Hadi =>Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
3. Tuckman =>Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah (a systematic attempt to provide answer to question). Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat primernya yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
4. Selanjutnya Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) adalah  sebagai berikut: Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita.
Dalam defenisi di atas, terdapat dua kata kunci, yaitu, Metode Ilmiah (Scientific Method) dan Masalah (problem).
Penelitian yang dimaksud di sini adalah penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
Suatu penelitian bisa dikatakan sebagai penelitian ilmiah, setidaknya harus memiliki empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
  1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
  2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
  3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
  4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti

Sedangkan Menurut Paul Leedy dalam Practical Research, ada 8 karakteristik riset, yaitu:
1.      Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah
2.      Riset membutuhkan tujuan yang jelas
3.      Riset membutuhkan rencana spesifik
4.      Riset biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah
5.      Riset dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis riset yang
6.      Riset mengakui asumsi-asumsi.
7.      Riset membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya
8.      Riset bersifat siklus: siklus dari riset

  1. Metode Ilmiah dan Penelitian Ilmiah
.kata kunci pertama dalam penelitian adalah metode ilmiah. Metode ilmiah dan penelitian ilmiah, adalah dua frase yang terkesan memiliki pengertian sama, namun ternyata memiliki perbedaan satu sama lain. Ada dua (2) hal paling tidak, yang membedakan antara metode ilmiah dengan penelitian ilmiah. Perlu dimengerti bahwa setiap penelitian ilmiah harus menerapkan metode ilmiah, akan tetapi setiap metode ilmiah belum tentu penelitian ilmiah. Maksudnya, prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode ilmiah digunakan pula dalam penelitian ilmiah. perbedaan metode ilmiah dengan penelitian ilmiah adalah: (1) dalam hal rumusan masalah; dan (2) dalam hal cara kerja pemecahan masalah
1)      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam metode ilmiah dapat berupa masalah yang sangat sederhana atau masalah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika hari hujan, salah satu sudut lantai kamar di rumah anda menjadi menjadi basah. Untuk menyelesaikan masalah sederhana ini anda tidak perlu melakukan penelitian ilmiah, cukup berpikir dengan menggunakan metode ilmiah. Sebaliknya dalam penelitian ilmiah rumusan masalah cukup kompleks sehingga membutuhkan kegiatan yang kompleks pula untuk menyelesaikan/ memecahkannya. Dalam penelitian ilmiah anda harus merancang instrumen untuk mengumpulkan data dengan benar, menganalisis data, dsb. Melakukan penelitian ilmiah memerlukan waktu yang lebih lama, tidak cukup hanya satu atau dua hari saja sebagaimana anda memecahkan masalah sehari-hari yang sederhana melalui metode ilmiah.Contoh masalah penelitian ilmiah yang cukup kompleks misalnya: Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan prestasi siswa-siswa kelas VIII SMP X? Untuk memecahkan masalah ini tidak dapat dilakukan secara sederhana melalui metode ilmiah, tetapi haruslah dengan penelitian ilmiah yang dalam pelaksanaannya tetap menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah.
2)      Cara kerja Pemecahan Masalah
Secara singkat pada paragraf sebelumnya tentang rumusan masalahpun kita sudah dapat memahami bahwa cara kerja dalam penelitian ilmiah lebih kompleks dibanding cara kerja pada metode ilmiah. Selama melaksanakan penelitian ilmiah diperlukan ketekunan, kesabaran, ketelitian, dan keahlian khusus. Penelitian ilmiah dilakukan secara sadar, cermat dan sistematis mengenai subjek tertentu sehingga dapat mengungkapkan fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi. Penelitian ilmiah juga berkaitan dengan memperbaiki sesuatu yang sedang berjalan baik berupa fakta, teori atau kegiatan, dan tidak hanya mengungkap hal-hal yang bersifat baru. Penelitian ilmiah (scientific research) bukan hanya upaya yang dilakukan untuk pemuasan rasa ingin tahun, tetapi juga berkaitan dengan upaya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial ataupun kebendaan (alam).
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Secara ringkas langkah – langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
a.       Identifikasi dan rumuskan masalah (Identify and formulate a problem)
b.      Rumuskan hipotesis (Formulate hypothesis)
c.       Kumpulkan data melalui prosedur atau metode tertentu (Collect data)
d.      Analisis data (Analyze data)
e.       Tarik Kesimpulan (Make Conclusions)
kriteria metode ilmiah (notoaatmodjo, 2002)
    1. Berdasarkan fakta
    2. Bebas dari prasangka
    3. Menggunakan prinsip analisis
    4. Menggunakan hipotesis
    5. Menggunakan ukuran objektif
Metode ilmiah merupakan penerapan pendekatan deduktif – induktif dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi. Penerapan metode ilmiah dalam penelitian merupakan aplikasi pendekatan deduktf – induktif. Pendekatan deduktif adalah proses pengambilan kesimpulan tentang suatu masalah khusus melalui kaedah – kaedah umum; sedangkan induktif sebaliknya, yaitu proses penggambilan kesimpulan umum melalui fenomena – fenomena khusus. Di dalam penelitian, proses mulai dari identifikasi masalah dan perumusan masalah, kemudian melakukan kajian teori terhadap masalah itu sampai ditarik kesimpulan (hipotesis) berdasarkan kajian teoi tersebut, adalah penerapan pendekatan deduktif. Kemudian dilanjutkan dengan pendekatan induktif, yaitu kesimpulan (hipotesis) yang ditetapkan diuji kebenarannya melalui data – data empiris.
Penerapan metode ilmiah di dalam penelitian harus dilakukan secara formal dan sistematis. Secara formal dan sistematis maksudnya dilaksanakan secara bertanggung jawab melalui prosedur dan langkah – langkah yang jelas serta teratur, sehingga jika perlu dapat dilakukan pengecekan / pengulangan (replikasi) terhadap penelitian itu. Penelitian yang juga merupakan penerapan metode ilmiah, maka hasilnya adalah kebenaran ilmiah.
            Proses pelaksanaan penelitian ilmiah juga menerapkan langkah – langkah  pada metode ilmiah.  Langkah-langkah umum penelitian ilmiah (notoatmodjo, 2002), adalah sebagai berikut:
    1. Memilih dan atau mengidentifikasi masalah
    2. Menetapkan tujuan penelitian
    3. Studi literatur
    4. Merumuskan kerangka konsep penelitian
    5. Merumuskan hipotesis
    6. Merumuskan metode penelitian
    7. Pengumpulan data
    8. Mengolah dan menganalisis data
    9. Membuat laporan
 
  1. Masalah Penelitian
Kata kunci kedua dalam defenisi penelitian adalah “masalah”. Penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah. Maka langkah pertama dalam melaksanakan penelitian adalah mengidentifikasi dan menetapkan masalah yang akan diteliti.  Masalah (Problem) adalah fokus utama penelitian, jika tidak ada masalah, maka tidak perlu melakukan penelitian. Dengan kata lain, adanya masalah menyebabkan pelunya penelitian.
a.        Menetapkan masalah merupakan langkah awal penelitian.
            Apakah masalah itu? Apakah semua masalah perlu dan cocok diteliti? Apa karakteristik masalah yang cocok diteliti seseorang? Pertanyaan – pertanyaan ini perlu dijawab lebih dulu sebelum melangkah ke kegiatan penelitian lainnya. Jika pertanyaan tersebut tidak terjawab dengan baik, maka dapat menyebabkan penelitian yang dilaksanakan kuang berhasil bahkan dapat menyebabkan kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian, atau hasil penelitian itu tidak/kurang bermanfaat.
            Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi. Di bidang pendidikan misalnya: hasil belajar siswa diharapkan memuaskan, tetapi kenyataannya mengecewakan, perbedaan kinerja guru yang semestinya dengan kinerja guru yang terjadi di sekolah, kesenjangan antara teori dengan kenyataan dalam penerapannya. Hal ini menunjukkan adanya masalah yang perlu diselesaikan melalui penelitian. Selanjutnya masalah itu perlu diperjelas dan dipertegas sehingga lebih spesifik dan skopnya dibatasi, yaitu melalui perumusan masaah (Problem statement) yang akan dijelaskan kemudian.
b.       Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian
Tidak semua masalah perlu dan cocok diteliti. Oleh sebab itu seorang peneliti perlu memahami karakteristik masalah penelitian agar dia dapat memilih masalah penelitian dengan tepat. Karakteristik masalah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan masalah yang akan diteliti. Ada lima pertimbangan dalam memilih masalah penelitian, yaitu :
1.      Significance of the problem. Apakah masalah yang akan diteliti itu signifikan atau tidak. Masalah yang signifikan adalah masalah yang besar dampaknya apabila tidak diselesaikan, dan besar manfaatnya kalau diteliti dan dicarikan alternatif pemecahannya. Masalah seperti ini biasanya terkait dengan isu – isu utama atau isu sentral yang tengah dihadapi.
2.      Manageable problem. Masalah yang akan diteliti sesuai dengan keadaan peneliti, antara lain dilihat dari penguasaan bidang ilmu, kesempatan, pembiayaan, kemampuan, dst. Peneliti perlu mempertimbangkan “kemampuannya” untuk meneliti maasalah yang akan diteliti.
3.      Obtainable data. Begitu sebuah masalah dipilih untuk diteliti, peneliti sudah harus memikirkan jenis data yang akan dikumpulkan, dari mana data itu diperoleh, alat pengumpul data yang akan digunakan serta ketersediaannya, dan kemungkinan kendala – kendala yang dihadapi dalam proses pengumpulan data. Data yang valid dan reliable sangat diperlukan dalam sebuah penelitian.
4.      Interesting problem. Masalah yang akan diteliti hendaklah menarik, baik bagi si peneliti, maupun bagi kelompok orang pada bidang tertentu. Apabila masalah yang akan diteliti menarik, maka penelitian akan dilaksanakan dengan sungguh – sungguh, sebaliknya jika masalahnya tidak menarik, maka dikhawatirkan penelitian dilakukan tidak mengikuti metode serta prosedur penelitian yang benar.
5.      Availability of literature dealing with the problem. Dalam memilih masalah penelitian hendaknya dipertimbangkan juga tentan ketersediaan literatur (artikel – artikel, hasil–hasil penelitian, buku, web site, dll) berkenaan dengan masalah yang diteliti. Jika literatur tidak tersedia atau sangat terbatas, peneliti akan mengalami kesulitan dalam kajian teori dan dalam proses deduksi masalah yang akan diteliti. Dalam masalah literatur ini, yang perlu diperhatikan tidak hanya ketersediaannya akan tetapi termasuk Up–to–date tidaknya informasi yang ada, dan juga kredibilitas pengarang/penulis.
Gay dan Airasian (2000:42) mengemukakan empat karakteristik masalah penelitian (research topic) yang baik, yaitu:
1.      Topik / masalah yang akan diteliti menarik ( The topic is interesting).
2.      Topik atau masalah itu dapat diteliti (the topic is researchable).
3.      Topik / masalah yang akan diteliti signifikan (The topic is significant)
4.      Topik/masalah itu dikuasai / dipahami oleh peneliti (the topic is manageable)
Ary, Jacobs dan Razavieh (1985: 46-48) menjelaskan sebagai berikut:
“…There are certain criteria that should be used in this process of evaluating the significance of a problem.
Ada kriteria tertentu yang dapat digunakan dalam menilai signifikan atau tidaknya sebuah masalah. Kriteria tersebut antara lain adalah :
1.      Idealnya, masalah yang diteliti hendaknya adalah masalah yang pemecahannya memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pendidikan.
2.      Masalah yang diteliti hendaklah mengungkapkan masalah – masalah berikutnya yang perlu diteliti (penelitian lanjutan)
3.      Masalahnya adalah masalah yang dapat diteliti.
4.      Masalahnya harus sesuai dengan peneliti tertentu; maksudnya sesuai dengan bidang studi atau bidang ilmu atau profesi si peneliti.
Selanjutnya Tuckman (1978: 24 – 25) mengemukakan lima pertimbangan khusus dalam memilih sebuah masalah penelitian, yaitu:
  1. Workability (Penelitian itu dapat diselesaikan sesuai dengan keterbatasan – keterbatasan sumber dan waktu yang tersedia)
  2. Critical mass (apakah masalah yang diteliti cukup penting / signifikan)
  3. Interest.
  4. Theoretical value.
  5. Practical value.
c.        Cara Memilih Masalah Penelitian
Memilih masalah penelitian yang tepat merupakan langkah yang paling sulit dalam proses penelitian. “selecting and formulating a problem is one of the most important aspects of doing research in any field” (Ary, Jacobs, Razavieh, 1985:39). “the research topic (also called the research question, problem, or purpose) focuses and provides structure for the remaining steps in the scientific and disciplined inquiry method” (Gay dan Airasian, 2000: 35). Tidak sedikit peneliti menghabiskan waktu yang lama dalam memilih dan menetapkan masalah yang akan diteliti, bahkan ada yang lebih lama dari waktu penelitiannya sendiri. Banyak pula peneliti yang berkali – kali menukar atau merubah masalah penelitiannya. Hal ini disebabkan yang bersangkutan kurang menguasai cara – cara memilih masalah penelitian.
Tiga sumber utama masalah penelitian adalah: teori, penglaman pribadi dan replikasi. Gay dan Airasian, 2000) mengatatakan: “three major sources of research topics are theories, personal experiences, and replications.” Selanjutnya, Ary, Jacobs, Razavieh (1985) menjelaskan tiga sumber utama masalah penelitian, yaitu: pengalaman (Experience), deduksi dari teori (deductions from theory), dan literatur terkait (related literature).
Untuk mengarahkan dan memudahkan pemilihan masalah penelitian dianjurkan membuat semacam agenda penelitian (atau disebut juga peta masalah). Agenda penelitian terdiri dari sejumlah topik utama (the general problem area), dan masing-masing topik utama dijabarkan menjadi topik – topik dan sub – sub topik penelitian. Topik – topik dan sub – sub topik mengandung masalah khusus (specific problem area) yang secara spesifik mengemukakan masalah yang akan diteliti.
d.       Perumusan masalah penelitian (statement of the research problem)
Perumusan masalah penelitian merupakan bagian yang sangat esensial dalam sebuah penelitian. Rumusan masalah penelitian berfungsi untuk mengarahkan serta memfokuskan kegiatan penelitian selanjutnya. Begitu masalah penelitian dirumuskan, komponen – komponen penelitian selanjutnya ditujukan untuk pemecahan masalah yang telah dirumuskan itu. Kajian teori, hipotesis penelitian, analisis data dan kesimpulan hasil penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah penelitian.
            Masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik sehingga jelas masalah yang akan diteliti. “The statement of the research problem should be concise and should identify the key factors (variables) of the research study” (Wiersma, 1986: 33). Dalam rumusan masalah akan terbaca jenis penelitian yang akan dilaksanakan, variabel – variabel yang akan diteliti, bentuk hubungan antar variabel – variabel tersebut, populasi dan skop atau setting penelitiannya. Dari rumusan masalah tergambar pula hipotesis penelitian, karena hipotesis itu merupakan jawaban atas rumusan masalah penelitian. Masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif atau deskriptif, dan dapat pula dalam bentuk kalimat Tanya. Para ahli cenderung memilih rumusan masalah penelitian dalam bentuk kalimat Tanya, karena masalahnya akan lebih jelas dan lebih memfokuskan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Itulah sebabnya maka perumusan masalah disebut juga pertanyaan penelitian (research question).
            Selanjutnya Tuckman (1978, p. 20 – 21) menjelaskan bahwa umusan masalah harus mempunyai empat karakteristik, yaitu:
1.      Menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
2.      Dinyatakan dengan jelas (clearly and unambiguously), biasanya dalam bentuk kalimat Tanya.
3.    Dapat diuji/dijawab melalui pengalaman (be testable by empirical methods), yaitu dimungkinkan untuk memperoleh data untuk menjawab pertanyaan penelitian (obtainable data)
4.      Tidak bertentangan dengan moral dan etika.
Kriteria lainnya dalam menilai perumusan masalah penelitian adalah:
1.  Secara ideal, masalah penelitian yang baik adalah masalah yang apabila diteliti hasilnya akan memberikan kontribusi/ sumbangan terhadap disiplin ilmu tertentu.
2.   Masalah penelitian itu mengarahkan pada terungkapnya masalah – masalah baru yang perlu diteliti lebih lanjut.
3.   Masalah penelitian itu dapat diteliti (researchable)
4.   Masalah penelitian itu sesuai dengan keberadaan peneliti.



BAB 3
KESIMPULAN

1.    Penelitian atau research pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar
2.  Karya ilmiah merupakan suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah
3.      Penelitian ilmiah adalah bagian dari karya ilmiah.
4.      Penelitian yang ilmiah dilaksanakan sesuai dengan metode ilmiah.
5.      Masalah penelitian adalah inti dari sebuah penelitian.

  
DAFTAR RUJUKAN

Lubis, Syahron (2011).Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press.
W. Gulo (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Yusuf, Muri (2007). Metodologi Penelitian dasar-dasar penyeidikan ilmiah. Padang: Universitas Negeri Padang Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar